Sunday, January 3, 2016

Belajar tanpa guru maka syaitanlah gurunya..

”Malla Syaikhah, fasysyaitanu syaikhah – Barang siapa yang tidak mempunyai guru (belajar tanpa guru, termasuk hanya baca dari buku saja), maka Syaitanlah gurunya….”

Seperti saran-ku di-atas…maka bagi kalangan awam, sedikit tambahan……karena seseorang yang beribadah kepada Allah SWT itu terbagi menjadi tiga bagian, yaitu….

1. ibadahnya orang-orang awam
2. ibadahnya orang-orang khusus dan
3. ibadahnya orang-orang Istimewa

Dan ilmu-pun terbagi menjadi tiga bagian juga, yaitu….

1. ilmu zhohir, ilmu yg harus disampaikan kepada ahli zhohir
2. ilmu bathin, ilmu yg tidak seharusnya disampaikan, kecuali kpd ahli bathin
3. ilmu antaranya dengan Allah SWT, yg tidak seorang pun yg dapat menzhohirkannya….

Kembali lagi….seperti saran-ku di-atas, bagi kalangan atau orang-orang awam, maka carilah seorang guru mursyid….yang akan mengajarkan bagaimana caranya dalam mendekatkan diri kepada Allah SWT….dan sekaligus memberikan contoh serta suri tauladan yang baik kepada kita, bagaimana caranya berakhlak yang baik dan beribadah yang benar secara lahir dan batin….atau secara syari’at dan secara hakikat.

Seorang guru mursyid begitu penting keberadaannya….karena guru mursyid itu adalah seorang guru ruhani yang mengetahui benar akan anatomi ruhani kita dengan sangat jelas…dan akan menghadapkan diri kita ke hadirat Allah SWT….agar kita mengenal Allah SWT dengan sesungguhnya…..

Allah SWT berfirman :
“Dan demi jiwa serta penyempurnaannya, maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya. Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu Dan merugilah orang yang mengotorinya.” (Q.S. Asy-syams 91: 7-8).

Dalam Hadits Riwayat Bukhori dan Muslim di sebutkan :
“Sesungguhnya Jibril pernah datang kepada Nabi SAW dalam bentuk seorang Arab Badui, lalu ia bertanya kepadanya tentang Islam, maka Nabi SAW menjawab, “Islam itu ialah, hendaknya engkau bersaksi sesungguhnya tidak ada tuhan selain Allah dan sesungguhnya Muhammad itu utusan Allah, engkau mendirikan shalat, engkau keluarkan zakat, engkau puasa bulan Ramadhan dan engkau pergi haji ke Baitullah jika engkau mampu pergi ke sana”.

Lalu Jibril bertanya apakah Iman itu…? Nabi SAW menjawab, “Yaitu hendaknya engkau beriman kepada Allah, kepada Malaikat-Nya, kepada kitab-kitab-Nya, kepada para Utusan-Nya, bangkit dari kubur sesudah mati, dan hendaknya engkau beriman kepada takdir baik dan tadir buruknya”.
Lalu Jibril bertanya lagi, apakah ihsan itu…? Nabi menjawab, “Hendaknya engkau menyembah Allah seolah-olah engkau melihat Allah, sekalipun engkau tidak bisa melihat-Nya, tetapi Ia bisa melihat engkau”.

Kemudian dalam akhir Hadits itu dikatakan, Rasulullah SAW bersabda (kepada para sahabatnya) ; “Dia itu (Jibril), Ia datang kepadamu untuk mengajarkan tentang agamamu…..”.


-copy-
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...